Rabu, 22 April 2015

Penjaga Ku

Kau yang tak bisa menjagaku. Kenapa kau tak pernah menyadarinya. Adakah yang bisa menjaga dan memahami tanpa harus menyakiti hatiku? Bertahan dan terus bertahan, saling melukai dan menyakiti, akan kah semua ini dapat di akhiri ataukah berlanjut di masa mendatang. Semakin lelah dan membosankan untuk menjalaninya. Takdir manakah yang harus ku ambil tanpa harus terluka maupun melukai hati yang lain. Harapanku selama ini belum berpihak pada ku. Over protektif dan hanya ingin dipahami, sedangkan aku tak ingin terikat dengan takdir dan kenyataan yang ku jalani saat ini. Biarpun aku melukai mu, harga yang harus kau tebus terhadap ku tak kan pernah mampu kau lunasi sampai kapanpun. Luka yang kau berikan tak akan pernah hilang, luka itu kan selalu membekas di hatiku. Sehingga ku hanya mampu tuk ucapkan sebuah nasehat pada diriku sendiri "Jangan pernah percaya ucapan siapa pun, jika kau tak ingin terluka tuk kesekian kalinya, ingat itu baik2 ". Seolah tak ada manusia di bumi ini yang mampu memegang perkataan yang telah mereka ucapkan. Dan mulai saat ini aku hanya akan menjadi pendengar setia untuk orang2 yang membutuhkan pendengar. So, aku tak kan terluka dan tak memikirkan perkataan yang telah mereka ucapkan. Aku hanya berharap agar dia yang tak bisa menjaga ku bahagia dengan kehidupannya tanpa harus melukai siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar